METODE MENJEMPUT MAUT

Keutamaan Banyak Mengingat Maut
Ketahuilah bahwa hati orang yang tenggelam dalam urusan duniawi mengejar kesia-siaanya dan menghambakan cinta kepada kenikmatannya yang palsu akan lalai dari mengingat maut. Dalam keadaan lalai seperti itu apabila dia diingatkan tentang kematian dia malah membencinya dan sengaja melupakannya. Mengenai jenis orang ini Allah berfirman , Katakanlah : Sesungguhnya maut yang kalian ,lari darinya itu pasti akan mendapati kalian , lalu kalian semua akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada kalian apa-apa yang telah kalian lakukan

Selanjutnya manusia bisa dibagi ke dalam tiga golongan yaitu:
ada yang sibuk dengan dunia
ada pemula yang bertobat.
ada yang telah mencapai tingkatan arif.

Orang yang pertama yang selalu sibuk dengan dunia tidak akan mengingat maut , kalaupun dia mengingatnya maka itu dilakukan sambil meratapi dunianya dan mencaci maut itu. Bagi orang seperti itu ingatan akan maut hanya akan menjauhkan dia dari Allah.
Orang yang bertaobat sering kali mengingat maut sehingga rasa takut dan gentar mungkin sekali timbul dalam hatinya dan dengan demikian menyempurnakan tobatnya. Boleh jadi dia merasa khawatir bahwa maut akan menjemput sebelum tobatnya sempurna dan bekalnya untuk kehidupan akhirat cukup.
Rasa takut sperti ini masih bisa dimaklumi dan dia tidak termasuk kedalam orang yang tersebut dalam sabda Rasul SAW. , ” Barangsiapa membenci pertemuan dengan Allah, maka Allah akan benci bertemu dengannya.”
Orang seperti itu sebenarnya tidak membenci pertemuan dengan maut ataupun Allah; dia hanya takut kalau-kalau pertemuan dengan Allah akan berlangsung dalam keadaan dia masih kekurangan amal dan dalam keadaan lalai.
Dia bagaikan orang yang terlambat bertemu dengan kekasihnya karena sibuk mempersiapkan diri agar pertemuan itu mendatangkan kecintaan kekasih hatinya itu.
Dia tidaklah diannggap keberatan dengan pertemuan itu. Ciri khas orang yang bertobat adalah persiapan nya yang terus menerus untuk hal itu dan sikapnya mengurangi perhatian kepada hal-hal yang lain, jika tidak demikkian maka dia akan termasuk manusia yang tenggelam dalam urusan duniawi semata.
Orang yang arif akan senantiasa mengingat maut sebab baginya kemaarian adalah saat berbahagia bersama Kekasihnya dan seorang pecinta tak akan pernah melupakan janji pertemuan dengan zat yang dicintainya. Biasanya orang seperti ini menganggap kedatangan maut merayap melambat dan dia merasa gembira dengan kedatangannya karena dengan itu dia bisa meninggalkan dunia tempat orang-orang yang berdosa untuk kemudian berada di hadirat Tuhan Semesta Alam. Demikiann halnya dengan Hudzaifah, seorang yang diriwayatkan bahwa ketika maut menjemputnya, dia berkata,”seorang teman tercinta telah datang disaat kemiskinan. Barangsiapa yang bertobat disaat 2 (seperti ini ) niscaya akan sia-sia. Ya Allah Tuhanku sekiranya Engkau tahu bahwa kemiskinan lebih aku cintai daripada kekayaan, sakit lebih kucintai daripada sehat dan kematian lebih kucintai daripada hidup , maka jadikanlah kematian mudah bagiku hingga aku bertemu dengan-Mu.”
Demikianlah, seorang yang bertobat bisa dimaafkan atas rasa keengganannya kepada maut, sementara seseorang yang lain bisa dimaafkan karena mencintai dan merindukan kematian. Yang lebih tinggi derajatnya dari kedua golongan tersebut adalah orang yang telah menyerahkan urusannya kepada Allah SWT dan tak lagi lebih menyukai kematian atau pun hidup bagi dirinya karena segala sesuatu yang paling dicintainya adalah hal yang juga lebih disukai Tuhannya.
Berkat cinta dan kesetiaanya yang mendalam, orang seperti itu telah sampai kepada tinggkatan kesempurnaan tawakal dan ridha menjadi tujuan sekaligus batas akhir perjalanan.
Akan tetapi bagaimanapun situasi nya, mengingat maut tetap mendatangkan pahala dan kebaikan sebab bahkan orang yang tenggelam dalam keduniaan pun tetap memperoleh manfaat darinya. Dengan cara itu dia merasa tidak suka kepada dunia sebab ingat akan maut itu akan mengganggu ketentramannya dan mengurangi kesenangannya; sedangkan yang merusak kesenangan dan kenikmatan manusia adalah sarana menuju keselamatan.


Cara menimbulkan ingatan kepada maut
Ketahuilah bahwa kematian adalah hal yang sangat-sangat dahsyat dan menakutkan. Sikap lalai yang dilakukan orang banyak terhadapa kematian adalah akibat kurangnya perenungan dan ingatan terhadap nya.
Bahkan orang yang mengingat kematian pun tidak mengingatnya dengan hati yang penuh tetapi dengan hati yang galau oleh nafsu duniawi sehingga ingatan akan maut itu tidak menimbulkan efek yang kuat pada hatinya. Dengan demikian cara untuk menghindarkan hal itu adalah bahwa si hamba hendaknya mengosongkan hatinya dari segala sesuatu kecuali ingatan kepada mati yang berada dihadapannya seperti orang yang berniat melakukan perjalanan berbahaya ke padang pasir atau berlayar ke tengah lautan yang tentunya tidak akan memikirkan sesuatu yang lain. Manakala ingatan akan maut menggugah hatinya dan telah menimbulkan bekas padanya maka ketenangan dan kesenangan duniawi akan hancur.
Cara yang paling produktif untuk membuat kondisi ini adalah dengan sering –sering mengingat sahabat dan handai tolan yang telah meninggal dunia yang mendahului kita.
Hendaklah kita merenungkan kematian dan membusuknya jasad mereka didalam tanah dan mengingat kembali keadaan mereka sebelum meninggal dunia.
Renungan bagaimana sekarang tanah telah melenyapkan kecantikan maupun ketampanan mereka sebelumnya. Dan bagaimana bagian tubuh mereka telah hancur membusuk didalam kubur.
Betapa mereka telah membuat istri mereka menjanda dan anak2 mereka yatim, betappa mereka telah meninggalkan harta benda mereka dan betapa jejak2 mereka telah terhapus.
Abu Darda’ ra. Berkata, ”Manakala engkau mengingat pada mereka yang sudah meninggal , anggaplah dirimu termasuk diantara mereka.”
Umar bin Abd al-Aziz berkata, ”Tidakkah engkau melihat bahwa setiap hari pagi dan petang , engkau memandikan dan mengkafankan seorang musafir menuju Allah Swt. , menempatkannya kedalam lubang ditanah yang telah menjadikan tanah sebagai bantalnya meniggalkan orang 2 yang dicintainya dan berpisah dengan kekayaannya.”

Copyright © 2008 - Alam Maya Tapi Sesungguhnya Nyata - is proudly powered by Blogger
Blogger Template